Archive for Maret 2011

Makalah Media Pembelajaran


.


MEDIA PEMBELAJARAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas yang diberikan

oleh dosen mata kuliah Perencanaan Pendidikan.






Oleh :

IMAM ABDUL MUTA'ALY

NIM : 09.01.1549

SEMESTER / KELAS : III ( TIGA ) / B

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT )

BREBES-JAWA TENGAH

2010 M/1434 H



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak rizki dan hidayah-Nya kepada kita semua. Salawat dan salam selalu kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sebagai Rahmatan lil alamin yang telah membawa umat manusia dari jalan kegelapan menuju kehidupan yang mendapat sinar ifahi. Alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan semata-mata atas kehendak-Nya dan rahmat cinta kasih-Nya yang berlimpah. Rasa syukur kami atas kemurahan-Nya karena telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman. Amin…

Brebes, Februari 2010

Ismi zulfah










BAB I

PENDAHULAN

A. LATAR BELAKANG

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan utnuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (1987 : 234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. (Arsyad, 2003 : 3). Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6). Arti media pengajaran: Menurut Marshall Mcluhan, Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana.

Sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks akan tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti: tv radio, slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, atau objek-objek nyata lainnya. Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa. Menurut Sadiman (2002:16), media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik.

d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.

Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Dalam hal ini, media pendidikan berguna untuk:

1) Menimbulkan kegairahan belajar.

2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.

3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya

Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:

1) Memberikan perangsang yang sama.

2) Mempersamakan pengalaman.

3) Menimbulkan persepsi yang sama. Berdasarkan manfaat tersebut, nampak jelas bahwa media pembelajaran mempunyai andil yang besar terhadap kesuksesan proses belajar mengajar.

Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan- permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula. Karena memang belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang. AECT (Associationfor Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:

1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.

2. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.

3. Bahan;merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran,seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).

4. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder, dan sebagainya.

5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya.

6. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya. Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media pendidikan

B. RUMUSAN MASALAH

Pada makalah ini akan kami bahas:

1. Manfaat media pembelajaran.

2. Fungsi media pembelajaran.

3. Klarifikasi dan pengelompokan jenis media

4. Kelebihan dan keterbatasan media

5. Penggunaan Media

C. TUJUAN

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.

D. METODE PENULISAN

Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Dalam metode ini penulis membaca buku-buku dan mencari lewat internet yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.



BAB II

PEMBAHASAN

  1. Manfaat Dan Tujuan Media

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahwa membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada orientasi pembelajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan menyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa mengingkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menaruk dan terpercahaya.

media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman ….orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarkannya. Selanjutnya, media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbaharui semangat mereka…membantu memantapkan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.

B. Fungsi Media

Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton (1985: 28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan uuntuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: 1. Memotivasi minat atau tindakan Untuk memenuhi tugas motivasi media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan material). Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, emosi. 2. Menyajikan informasi untuk memenuhi tugas informasi media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersikap pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak / kurang senang, netral, atau senang. 3. Memberi instruksi Media bertugas sebagai instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa.

Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kemp dan Dayton (1985:3-4) meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan / manfaat penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan: 1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian dan latihan lebuh lanjut. 2. Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat di asosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memeperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik, image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat. 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan. 4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan memunkinkannya di serap oleh siswa. 5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas. 6. Pemebelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu. 7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. 8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif. Beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting laindalamprosesbelajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.

Dale (1969: 180) mengemukakan bahwa manfaat media antara lain: 1. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas. 2. Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa. 3. Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran, kebutuhan, dan minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar. 4. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa. 5. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa. 6. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajenasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar. 7. Memberikan umpan balik yang diperlukan sehingga dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari. 8. Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan. 9. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan dan membuat generalisasi yang tepat. 10. Menyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna. Sudjana dan Rivai (1992: 2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu: 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar pada setiap jam pelajaran. 4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan, memamerkan, dll. Encyclopedi of educational research dalam Hamalik (1994: 15) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:

1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir oleh karena itu mengurangi verbalisme.

2. Memperbesar perhatian siswa.

3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.

6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai manfaat belajar, antara lain: 1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dan lingkungannya. 3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model. b. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar. c. Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide, disamping secara verbal. d. Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer. e. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video. f. Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik teknik rekaman seperti time lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer. 4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.

C. KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN MENURUT PARA AHLI

Ada beberapa cara untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan media pembelajaran dengan dasar pertimbangan tertentu. Pengolongan media ini dapat juga dilakukan dengan berdasarkan pada ruang lingkup pengertian media menurut para ahli yang mengemukakannya. Berikut klasifikasi media pembelajaran menurut beberapa ahli:

1. Kemp & Dayton (1985)

Mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu:

1) Media cetakan

Yaitu meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi. Misalnya buku teks, lembaran penuntun, penuntun belajar, penuntun instruktur, brosur, dan teks terpogram.

2) Media pajang

Pada umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi di depan kelompok kecil. Misalnya papan tulis, flip chart, papan magnet, papan kain, papan buletin, dan pameran.

3) OHP dan transparansi

Transparansi yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik atau gabungannya pada lembaran tembus pandang atau plastik yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding.

4) Rekaman audiotape

Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat diinginkan.

5) Seri slide (film bingkai) dan filmstrips

Adalah suatu film transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 x 2 inci. Bingkai tersebut terbuat dari karton atau plastik. Film bingkai diproyeksikan melalui slide proyektor. Program kombinasi film bingkai bersuara pada umumnya berkisar 10 sampai 30 menit dengan jumlah gambar 10 sampai 100 buah.

6) Penyajian multi-image

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Bentuk visualnya berupa gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menununjukkan bagaimana suatu benda. Diagram yang melukiskan hubungan konsep, organisasi, dan struktur materi.

7) Rekaman video dan film hidup

Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup.

8) Komputer

Mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. satu unit komputer terdiri atas empat komponen dasar, yaitu input (keybord dan writing pad), prosesor (CPU: unit pemroses data yang diinput), penyimpanan data (memori permanen/ROM, sementara RAM), dan output (monitor, printer).

2. Leshin, Pollock & Reigeluth (1992)

Mengklasifikasi media ke dalam lima kelompok, yaitu:

1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, dan kegiatan kelompok)

2) Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja, dan lembaran lepas)

3) Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, dan slide)

4) Media berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape, dan televisi)

5) Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video dan hypertext)

3. Setyosari & Sihkabuden (2005)

Mengklasifikasi media pembelajaran berdasarkan lima kategori. Yaitu klasifikasi media berdasarkan: bentuk dan ciri fisiknya, jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh, pesepsi indera yang diperoleh, penggunaannya, dan hirarkhi pemanfaatannya.

1) Klasifikasi berdasarkan bentuk dan ciri fisiknya

a. Media pembelajaran dua dimensi

yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan berukuran panjang kali lebar saja serta hanya diamati dari satu arah pandangan saja. Misalnya peta, gambar bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.

b. Media pembelajaran tiga dimensi

yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari arah pandang mana saja. misalnya meja, kursi, mobil, rumah, gunung, dan sebagainya.

c. Media pandang diam

yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Misalnya foto, tulisan, atau gambar binatang yang dapat diproyeksikan.

d. Media pandang gerak

yaitu media yang menggunakan merdia proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi dan video tape recorder termasuk media pandang gerak yang disajikan melalui layar (screen) di komputer atau layar lainnya.

a. Gerlach dan Ely

mengklasifikasikan media berdasarkan ciri-ciri fisiknya ke dalam delapan tipe, yaitu:

a. Benda sebenarnya (realita): orang, kejadian, objek atau benda tertentu.

b. Presentasi verbal: media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui film bingkai (slide), transparansi, cetakan di papan tullis, majalah dan papan tempel.

c. Presentasi grafis: bagan, grafik, peta, diagram, lukisan, poster, kartun dan karikatur.

d. Potret diam (still picture): potret yang diambil dari berbagai macam objek atau peristiwa yang mungkin dapat dipresentasikan melalui buku, film rangkai (filmstrips), film bingkai (slide) atau majalah/surat kabar.

e. Film(motion picture): film atauvideo tape dari pemotretan/perekaman benda atu kejadian sebenarnya, maupun film dari pemotretan gambar (animasi).

f. Rekaman suara (audio recorder): yaitu rekaman suara saja yang menggunakan bahasa verbal maupun efek suara musik (sound effect).

g. Program: terkenal pula dengan istilah pengajaran berprogram, yaitu sikuen dari informasi baik verbal, visual atau audio yang sengaja dirancang untuk merangsang adanya respons dari pebelajar. ada pula yang dioersiapkan dan diprogram melalui mesin komputer.

h. Simulasi: peniruan situasi yang sengaja diadakan untuk mendekati/menyerupai kejadian atau keadaaan sebenarnya. Misalnya prilaku bagaimana seoarang sopir ketika sedang mengemudi yang ditunjukan pada layar video atau layar film.

2) Klasifikasi berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh

Thomas secara sederhana menggolongkan media pembelajaran ke dalam tiga jenjang pengalaman, yaitu sebagai berikut.

a. Pengalaman langsung (the real life experiences)

Berupa pengalaman langsung dalam suatu peristiwa (firs hands experiences) maupun mengamati kejadian atau objek sebenarnya.

b. Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences)

Berupa tiruan atau model dari objek atau benda yang berwujud model tiruan, tiruan dari situasi melalui dramatisasi atau sandiwara dan berbagai rekaman atau objek atau kejadian.

c. Pengalaman dari kata-kata (words only)

Berupa kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak.

) Klasifikasi berdasarkan pesepsi indera yang diperoleh

Dalam penggolongan ini media dibedakan dalam tiga kelas, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual. Namun Sulaiman menggolongkan media pembelajaran menjadi sebagai berikut.

a. Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya Audio Cassette Tape Recorder, dan Radio.

b. Media visual: media visual dua dimensi, dan media visual tiga dimensi.

c. Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam suatu unit media. Misalnya film bersuara dan televisi.

d. Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan visual ke dalam kelas, seperti televisi, video tape/cassette recorder dan sound-film.

e. Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidak ada, seperti sound-filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televisi.

f. Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tetapi tidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya: telewriting dan recorded telewriting.

a. Media motion visual: silent film (film-bisu) dan loop-film)

b. Media still visual: gambar, slides, filmestrips, OHP dan transparansi.

c. Media audio: telepon, radio, audio tape recorder dan audio disk.

d. Media cetak: media yang hanya menampilkan informasi yang berupa simbol-simbol tertentu saja dan berupa alphanumerik.

4) Klasifikasi berdasarkan penggunaannya

a. Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual.

Misalnya laboratorium bahasa, IPA, IPS serat laboratorium Pusat Sumber Belajar.

b. Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok (misal film dan slides)

c. Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal (misal televisi)

Peralatan proyeksi (optik) terdiri dari:

1. Overhead projector (OHP) Peralatan ini menggunakan sistem optic (lensa-lensa) dan elektrik (kipas pendingin dan lampu proyektor). Overhead proyektor berfungsi untuk memproyeksikan (menyajikan) transparansi.

2. Microform reader Microform reader ini adalah peralatan untuk membaca bahan-bahan yang di simpan (dicetak) pada film dalam bentuk (ukuran) micro.Ada dua bentuk film yang digunakan, yaitu yang berbentuk gulungan(roll) disebut “micro film’ (ukuran yang umum dipergunakan ialah film 16 mm dan 35 mm).Ada pula yang berbentuk lembaran disebut “microfiche”.

3. Proyektor film-rangkai (film strip projector) Proyektor ini digunakan untuk memproyeksiksn film rangkai (film strip).

4. Proyektor film-bingkai (slide projector) Fungsi utamanya adalah memproyeksikan film bingkai.

5. Proyektor film –gelang (film loop projector) Proyektor ini digunakan untuk memutar film gelang dengan menggunakan system proyeksi depan layar.

6. Proyektor film ( motion picture projector) Proyektor film ini menggunakan tiga sistem dalam kerjanya yaitu sistem optik, sistem mekanik dan sistem elektrik.

Peralatan elektronik, terdiri dari:

1. Radio perekam kaset audio ( radio cassette recorder)

2. Penala radio (tuner)

3. Perekam pita audio (open reel tape recorder)

4. Perekam kaset audio (cassette recorder)

5. Amplifier

6. Loudspeaker

7. Perekam kaset audio sinkron (cassette synchrocorder)

8. Perekam pita video (video tape recorder)

9. Perekam kaset video (video cassette recorder)

10. Piringan video (video disc)

11. Sambaing video (video cartridge)

12. Video monitor

13. Proyektor video

Di samping di atas , media juga dapat dikelompokan berdasarkan sifat modernnitasnya, antara lain sebagai berikut.

a. Ruang kelas otomatis

yaitu ruang kelas yang dapat diubah-ubah fungsinya secara otomatis (guru tinggal menekan tombol) untuk menciptakan perubahan kelas besar menjadi kelas kecil atau diskusi.

b. Sistem proyeksi berganda (multiprojection system)

Suatu sistem ruang proyeksi yang melengkapi ruang kelas otomatis, yang memungkinkan proyeksi bahan-bahan melalui berbagai proyektor secara terkoordinasi.

c. Sistem interkomunikasi.

Sistem ini dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, dimana programnya di-TV-kan. Sistem ini digunakan untuk beberapa kelas dalam suatu sekolah maupun oleh beberapa sekolah. Untuk memelihara interaksi dan partisipasi siswa setiap kelas disediakn media interkomunikasi.

5 ) Klasifikasi berdasarkan pemanfaatannya

Duncan menyusun penggolongan media menurut hirarki pemanfaatannya untuk pembelajaran. Duncan ingin mensejajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam suatu hirarki. Dengan kata lain semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya semakin sederhana jenis perangkat medianya, semakin murah biayanya, semakin mudah pengadaanya, sifat penggunaanya semakin khusus dan lingkup sasarannya terbatas.

D. KELEBIHAN DAN KETERBATASAN BEBERAPA MEDIA PEMBELAJARAN

1. Bahan Cetak

Kelebihan:

• Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang lamban membaca dan memahami.

• Di samping dapat mengulangi materi dalam media cetak, siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis.

• Perpaduan teks dan gambar dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format verbal dan visual.

• Khusus pada teks terprogram siswa akan berinteraksi dengan aktif karena harus memberi respon terhadap pertanyaan/latihan yang disusun.

• Dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah (ekonomis/ecomomical)

Keterbatasan:

• Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan.

• Biaya pencetakan akan mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi, gambar atau foto.

• Proses pencetakan media yang memakan waktu yang lama.

• Menimbulkan kebosanan pada siswa.

• Media cetak hanya lebih banyak menekankan pada pelajaran yang bersifat kognitif, jarang menekankan pada emosi dan sikap.

• Jika tidak dirawat dengan baik akan mudah rusak atau hilang.

2. Papan magnetik

Kelebihan:

• bermanfaat di ruang manapun tanpa harus ada penyesuaian khusus.

• Pemakai dapat secara fleksibel membuat perubahan sementara penyajian berlangsung.

• Mudah dipersiapkan

• Fasilitas papan tulis selalu tersedia di ruang kelas.

Keterbatasan:

• terbatas penggunaan pada kelompok kecil

• Memerlukan keahlian khusus dari penyajinya.

• Mungkin tidak dianggap penting jika dibandingkan dengan media-media yang diproyeksikan

• Pada saaat menulis di papan, guru membelakangi siswa yang akan mengganggu suasana dan pengelolaan kelas.

3. Proyektor Transparansi (OHP)

Kelebihan:

• Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan yang terang.

• Dapat menjangkau kelompok yang besar.

• Transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri.

• Peralatan mudah dioperasikan .

• Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.

• Memiliki kemampuan menampilkan warna.

Keterbatasan:

• Fasilitas OHP harus tersedia.

• Listrik pada ruang harus tersedia.

• Sulit untuk mengatasi distorsi tayangan yang berbentuk trapesium (keystoning).

• Harus memiliki teknik khusus untuk pengaturan urutan baik dalam penyajian maupun penyimpanan.

4. Rekaman Audio-Tape

Keuntungan:

• Radio tape telah menjadi peralatan yang lumrah di sekolah.

• Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan.

• Rekaman dapa dijadikan alat diagnosis keterampilan mengucapkan, membaca, atau berpidato.

• Pengoperasian radio tape relatif mudah.

Keterbatasan:

• Sulit menentukan lokasi pesan jika pesan itu berada di tengah-tengah pita.

• Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali hasil rekaman pada suatu mesin perekam yang berbeda dengannya.

5. Slide (film bingkai)

Kelebihan:

• Urutan gambar (film bingkai) dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan

• Dapat disebarkan dan digunakan di berbagai tempat secara bersamaan.

• Gambar pada film bingkai dapat ditayangkan lebih lama.

• Film bingkai dapat ditayangkan pada ruangan yang masih terang. Jika tidak ada layar khusus dinding pun dapat dijadikan tempat proyeksi gambar.

• Dapat menyajikan gambar dan grafik berbagai bidang ilmu.

• Dapat digabung dengan suara/rekaman.

Keterbatasan:

• Gambar dan grafik visual yang disajikan tidak bergerak sehingga daya tariknya tidak sekuat dengan televisi/film.

• Memerlukan perhatian dalam penyimpanan agar film bingkai tidak hilang atau tercecer.

• Memerlukan biaya lebih besar dari pada pembuatan media foto, gambar, grafik yang tidak diproyeksikan.

6. Film dan Video

Kelebihan:

• Dapat menunjukkan objek secara jelas.

• Dapat menggambarkan suatu proses secara tepat.

• Dapat mendorong dan meningkatkan motivasi.

• Dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung.

Keterbatasan:

• Memerlukan biaya yang mahal.

• Gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi.

• Film dan video yang tersedia terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan.

7. Televisi

Kelebihan:

• Dapat menampilkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, objek, spesimen, dan drama.

• Dapat menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.

• Dapat membawa dunia nyata ke kelas seperti peristiwa-peristiwa melalui penyiaran langsung atau rekaman.

• Dapat menyajikan program-program yang disesuaikan dengan usia.

• Dapat menghemat waktu guru dan siswa.

Keterbatasan:

• Hanya dapat menyajikan komunikasi satu arah.

• Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar.

• Dikhawatirkan muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru (dehumanisasi).

• Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.

8. Komputer

Kelebihan:

• Dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran karena dapat memberikan iklim yang bersifat afektif dengan cara yang lebih individual.

• Dapat merangsang untuk mengerjakan latihan dan simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik.

• Dapat berinteraksi dengan siswa secara perorangan, dan kendali berada di tatangan siswa.

• Dapat berhubungan dengan peralatan lain seperti compact disc dan video tape yang dikendalikan komputer.

Keterbatasan:

• Pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.

• Diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer.

• Keragaman model komputer sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok (kompatibel) dengan model lain.

• Program yang tersedia terkadang belum memperhitungkan kreativitas siswa.

E. Penggunaan Media

Penggunaan dan efek media Melalui interaksi dengan media dan observasi terhadap orang lain, seseorang belajar tentang ekpektasi tentang konsekuensi dari penggunaan media yang membentuk tingkah laku mereka. Hasil positif seperti belajar hal baru, diversi dan belajar hal baru. Seseorang dengan sendirinya akan dapat membedakan mana yang baik dan buruk, serta melakukan suatu aksi untuk menghindari diri mereka dari media yang merugikan dan membosankan. Khalayak membaca dan menginterpretasikan teks yang disajikan oleh media melalui cara yang aktif. Beberapa khalayak mungkin menerima makna yang diberikan oleh media. Tetapi beberapa khalayak lainnya menggunakan ide dan pengalaman mereka untuk menegosiasikan makna mereka sendiri, Bahkan beberapa dari mereka menentang makna yang ingin disampaikan media. Oleh karenanya, khalayak dianggap sebagai penonton yang aktif, bukan pasif. Social presence atau kehadiran sosial adalah derajat dimana komunikasi melalui media memiliki tingkat sosial yang sama dengan komunikasi tatap muka. Efek media merupakan dampak dari kehadiran sosial yang dimiliki media dimana menyebabkan perubahan di pengetahuan, sikap dan tingkah laku kita yang merupakan hasil dari menggunakan media. Content Analysis adalah metode dasar dari penelitian dampak media, digunakan untuk mengkarakterkan sistem dari isi media dengan menyebutkan satu demi satu tingkah laku, tema dan dan aktor yang muncul di media. Walaupun begitu, analisis seperti itu tidak dapat diguankan untuk untuk membuat kesimpulan tentang efek yang sebenarnya dari media. Penelitian eksperimental menguji hubungan antara penggunaan media terhadap isi media dan efeknya terhadap khalayak di bawah kondisi laboratorium yang terkontrol . Metode survey dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada subyek yang ingin dijadikn sampel. Walaupun begitu, hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan sebagai sesuatu yang benar.

Selama bertahun-tahun teori tentang efek media telah berevolusi. Para peneliti sebelumnya percaya bahwa media masa dapat memberikan efek langsung kepada khalayaknya (hyperdemic needle). Tapi, belakangan mereka percaya bahwa pengaruh media massa dilemahkan oleh intervensi kelompok sosial melalui serangkaian proses multistep dan oleh kemampuan khalayak untuk secara selektif menghindari, menyalahartikan dan melupakan konten yag mereka tidak setujui. Teori pembelajaran sosial mendeskribsikan bagaimana seseorang belajar bertingkah laku dari media visual. Sedangkan teori kultivasi menunjukkan bagaimana seseorang memahami dunia di sekelilingnya berdasarkan image yang ditampilkan oleh media. Teori priming berfokus kekuatan yang dimiliki media untuk mengaktifkan citra yang telah dibuatnya menjadi sesuatu yang kita pikirkan di otak kita. Studi ekperimental telah membuktikan bahwa menonton televisi dalam jangka waktu pendek (singkat) yang di dalamnya ada tindakan kekerasan dapat memprovokasi tingkah laku serupa pada khalayaknya khususnya anak muda. Laki-laki yang banyak mengonsumsi tayangan yang mengandung kekerasan dan pornografi mempunyai perasaan negatif terhadap perempuan. Media juga dapat menguatkan peran seks dan stereotip rasis yang membawa kita pada seksisme dan rasisme. Contoh-contoh di atas adalah dampak media terhadap tingkah laku anti- sosial. Media juga mempunyai dampak prososial seperti membangkitkan semangat untuk bekerjasama, berbagi dan saling bertoleransi. Kampanye yang ada di media secara efektif dapat merubah tingkah laku khalayaknya ke arah yang positif. Salah satu contoh dari variasi media yang prososial adalah mengkombinasikan berbagai tingkat konten pendidikan dengan hiburan (entertainment) mulai dari kelas belajar jarak jauh sampai belajar melalui program entertainment.

Para pengiklan telah mebghabiskan dana yang tidak sedikit untuk memuat iklan mereka di media, baik iklan yang bersifat komersial atau politis. Namun, iklan tersebut secara langsung hanya mempengaruhi beberapa persen dari khalayak. Mereka yang biasanya terpengaruh oleh iklan adalah mereka yang secara relatif tidak mengetahui informasi atau tidak tertarik dengan produk tersebut. Pengaruh interpersonal dan persepsi selektiflah yang mempengaruhi khalayak untuk mengurangi dampak dari iklan. Teknologi informasi yang ada tidak menguntungkan semua kelompok di masyarakat. Kelompok minoritas tertinggal jauh terbelakang dalam masa transisi ini. Hipotesis tentang jarak pengetahuan mempredeksi bahwa usaha untuk mengurangi ketidakberuntungan kelompok yang tertinggal melalui meningkatkan akses mereka terhadap media komunikasi malah akan memperlebar jarak antara yang miskin dan yang kaya. Media baik secara langsung atau tidak telah mempengaruhi sikap kita dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari pembentukan sikap antisosial, prososial, sampai memperbesar jarak sosial. Perkembangan teknologi komunikasi semata-mata tidak hanya memberikan perubahan yang positif tetapi juga negatif.

BAB III

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media. Media mempunyai manfaat dan fungsi sebagai sarana bagi guru untuk dapat menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menarik, tidak hanya monoton, siswa tidak hanya diajak untuk berhayal dan membayangkan saja tetapi siswa dapat melihat kenyataan walaupun hanya melalui gambar ataupun video.

  1. Saran

Sebaiknya bagi seorang guru dapat menggunakan media pembelajaran sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan dan motivasi belajar menjadi lebih meningkat.




Powered By Blogger

Mengenai Saya

Foto saya
Brebes, Jawa tengah, Indonesia
sweet cool kinds diligent heheheh